Pengertian Etika
Istilah
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yang memiliki arti : tempat
tinggal yang biasa; padang rumput, kandang; kebiasaan, adat; akhlak, watak;
perasaan, sikap, cara berpikir.
Etika
bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika
Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Secara
filosofi etika bisnis merupakan cabang dari etika umum, banyak orang
mengartikan etika bisnis sebagai moral bisnis. Etika bisnis pada dasarnya juga
merupakan bagian dari etika sosial dan pedoman-pedoman moral pada umumnya.
Hanya saja sifatnya spesifik dan khusus menyangkut kegiatan produksi,
distribusi dan kosumsi saja.
Etika
Bisnis memiliki tiga aspek yaitu etika deskriptif mempelajari dan menguraikan
moral suatu masyarakat, kebudayaan dan bangsa, etika normatif secara sistematis
berusaha menyajikan norma-norma moral yang berlaku bagi praktek bisnis, serta
memberikan suatu sistem moral, dan meta-etika adalah studi tentang etika
normatif yang mengkaji makna serta istilah-istilah moral dan logika dari
penalaran moral. Etika bisnis bisa berarti nilai-nilai dan norma-norma moral
yang berlaku bagi praktek bisnis.
Peranan, Manfaat, dan Tujuan
Etika
Peranan
etika bisnis dalam mengatur kehidupan berwirausaha saat ini sangat diperlukan
mengingat banyaknya praktek – praktek kecurangan yang sering dilakukan oleh
wirausaha dalam mencapai keuntungan yang semaksimal mungkin, sehingga
diperlukan adanya aturan –
aturan yang dapat menjadi pembatas yang dapat mengurangi berbagai macam
persaingan yang tidak sehat yang kerap dilakukan oleh wirausaha yang tidak
bertanggung jawab. Misalnya kemajuan teknologi, ini pun dapat menimbulkan
masalah bagi etika. Sama halnya dengan cyber crime (kejahatan dunia maya), bayi
tabung dan sebagainya. Dampak lainnya adalah penciptaan berbagai jenis senjata
pemusnah manusia diantaranya seperti tenaga nuklir, senjata kimia, biologi.
Etika
Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang
profesional. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang
beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang
dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan
peraturan yang berlaku.
Etika
diharapkan mampu memberikan manfaat yang berarti bagi orang lain sehingga
diharapkan etika dapat mendorong dan mengajak orang untuk bersikap kritis dan
rasional dalam mengambil keputusan berdasarkan pendapatnya sendiri, serta dapat
dipertanggung-jawabkan (otonom) dan etika diharapkan mampu mengarahkan
masyarakat untuk berkembang menjadi masyarakat yang tertib, teratur, damai, dan
sejahtera dengan menaati norma – norma yang berlaku demi mencapai ketertiban dan
kesejahteraan sosial.
Adapun
tujuan dari etika bisnis ini adalah agar para pelaku bisnis sadar dengan jelas
mengenai dimensi etis suatu usaha, mampu belajar mengenai bagaimana mengadakan
pertimbangan yang baik, etis maupun ekonomis, dan mampu melakukan
pertimbangan etis dalam setiap kebijaksanaan yang diterapkan di
perusahaan.
Ada beberapa pokok-pokok
etika bisnis (F.Magnis Suseno, 1991 :158-167) yaitu :
1
Beberapa sikap
langsung terhadap pekerjaannya
Ada
beberapa sikap terhadap pekerjaannya yang perlu dimiliki orang bisnis agar
secara mental memadai dengan jobnya, tekad untuk tak pernah menipu, tekad untuk
tidak melepaskan sesuatu dari tangannya yang tidak mencapai mutu yang
seharusnya. Dapat disebut juga nilai-nilai seperti pelayanan pelanggan,
loyalitas terhadap perusahaan, efisiensi organisatoris. Keberhasilan dan
produktivitas tinggi
2
Tanggung Jawab
Lebih Luas
Pemimpin
perusahaan secara spontan memperhatikan serta merasa bertanggung jawab atas
atau terhadap semua pihak, dan juga perlu memiliki perasaan tanggung jawab
menyeluruh yang jauh melampaui segi untung rugi material langsung
perusahaannya.
3
Beberapa bisnis
supaya dapat menjadi efektif harus dirumuskan secara kongkrit.
Orang-orang
bisnis sendiri harus merumuskan tantangan-tantangan etika yang dihadapi dan
menyepakati sikap-sikap mana yang hendak diambil.
4
Sikap-sikap
Pribadi
Kejujuran
dan tanggung jawab serta perinciannya dalam cara sebuah perusahaan melakukan
bisnisnya mengandaikan bahwa mereka yang menentukannya, memiliki sikap moral
atau karakter yang sesuai. Sikap-sikap itu adalah masalah mutu orang yang
bersangkutan sebagai manusia.
5
Prinsip Etika
Bisnis
Secara
umum,prinsip-prinsip etika bisnis, meliputi ( A.Sonny Keraf, 1991:70-75):
a)
Prinsip Otonomi
Otonomi
adalah sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak berdasarkan kesadarannya
sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Orang yang otonom
adalah orang yang tidak hanya sadar akan kewajibannya dan bebas mengambil
keputusan dan tindakan berdasarkan kewajibannya, melainkan orang yang bersedia
mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakannya serta dampak dari keputusan
dan tindakan itu.
b)
Prinsip Kejujuran
Kejujuran
perjanjian menemukan wujudnya dalam berbagai aspek :
§ Dalam pemenuhan syarat-syarat dan perjanjian kontrak
§ Dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu yang baik
§ Dalam hubungan kerja dalam perusahaan
c)
Prinsip tidak
berbuat jahat dan Prinsip berbuat baik
Kedua
prinsip ini sesungguhnya berintikan prinsip moral sikap baik kepada orang lain.
d)
Prinsip Keadilan
Prinsip
ini menuntut agar kita memperlakukan orang lain sesuai dengan haknya.
e)
Prinsip Hormat
Kepada Diri Sendiri
Agama
islam secara pasti dan jelas menetapkan etika bisnis yang sudah diangkat
menjadi norma.
f)
Teori Etika
Beberapa
teori etika yang berkembang sebagai berikut :
a)
Teori Egoisme
Tindakan berkutat diri ditandai dengan ciri
mengabaikan atau merugikan kepentingan orang lain, sedangkan mementingkan
diri tidak selalu merugikan kepentingan orang lain.
Munculnya paham Egoisme Etis memberikan landasan yang
sangat kuat bagi munculnya paham ekonomi kapitalis dalam ilmu ekonomi. Paham
ini dipelopori oleh Adam Smith. Adam Smith berpandangan bahwa kekayaan suatu
negara akan tumbuh maksimal bila setiap individu diberikan kebebasan untuk
mengejar kepentingan (kekayaannya) masing – masing. Pada awalnya paham ini hanya dianut oleh
negara Barat saja, namun kini hampir semua negara telah dipengaruhi oleh sistem
ekonomi kapitalis ini.
b)
Utilitarianisme
Utilitarianisme dipelopori oleh David Hume (1711 - 1776)
yang kemudian dilanjutkan oleh Jeremy Bentham (1748-1832) dan John Stuart
Mill (1806-1873), Bentham mengatakan bahwa moralitas tidak lain adalah
suatu upaya untuk sedapat mungkin memperoleh kebahagiaan di dunia ini.
Utilitarianisme berasal dari kata latin utilis, atau
dalam bahasa Inggris utility yang berarti bermanfaat (Bertens, 2000). Menurut
teori ini, suatu tindakan dapat dikatakan baik jika membawa manfaat bagi
sebanyak mungkin anggota masyarakat.
Jadi, ukuran baik tidaknya suatu tindakan dilihat dari
akibat, konsekuensi, atau tujuan dari tindakan tersebut.
Paham Utilitarianisme dapat diringkas sebagai berikut:
o
Tindakan harus
dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensinya (akibat, tujuan, atau
hasilnya)
o
Dalam mengukur
akibat dari suatu tindakan, satu-satunya parameter yang penting adalah jumlah
kebahagiaan atau jumlah ketidakbahagiaan
o
Kesejahteraan
setiap orang sama pentingnya
c)
Deontologi
Deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti
kewajiban (Bertens, 2000). Paham ini dipelopori oleh Immanuel Kant (1724-1804)
dan kembali mendapat dukungan dari filsuf abad ke-20 Anscombe dan Peter
Geach (Rachel, 2004)
Paham Deontologi mengatakan bahwa etis tidaknya suatu
tindakan tidak ada kaitannya sama sekali dengan tujuan,konsekuensi, atau akibat
dari tindakan tersebut.
d)
Teori Hak
Immanuel Kants mengajukan dua pemikiriran pokok.
Menurut teori hak (right theory) tindakan atau perbuatan dianggap baik bila
tindakan tersebut sesuai dengan hak asasi manusia (HAM).
Menurut Bertens (2000) teori hak merupakan suatu aspek
dari teori deontologi karena hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban. Teori
hak didasarkan atas asumsi bahwa manusia mempunyai martabat dan semua manusia
mempunyai martabat yang sama.
Hak asasi manusia didasarkan atas beberapa sumber otoritas
(Weiss, 2006) yaitu hak hukum (legal right), hak moral atau kemanusiaan
(moral, human right), dan hak kontraktual (contractual right) :
Ø Legal Right adalah hak yang didasarkan atas sistem/
yuridiksi hukum suatu negara, dimana sumber hukum tertinggi suatu negara adalah
UUD negara yang bersangkutan.
Ø Hak Moral adalah kepentingan individu sepanjang
kepentingan individu itu tidak melanggar hak orang lain.
Ø Contractual Right adalah hak yang mengikat
individu-individu yang membuat kesepakatan / kontrak bersama dalam wujud hak
dan kewajiban masing –
masing pihak.
e)
Teori Keutamaan
(Virtue Theory)
Teori keutamaan telah lahir sejak zaman dahulu yang
didasarkan atas pemikiran Aristoteles. Teori ini tidak mempertanyakan suatu
tindakan tapi berangkat dari suatu pertanyaan mengenai sifat atau karakter yang
harus dimiliki seorang agar bisa disebut sebagai manusia utama dan sifat atau
karakter yang mencerminkan manusia hina.
Menurut Bertens (2000) sifat sifat keutamaan adalah
kebijaksanaan, keadilan dan kerendahan hati. Sedangkan untuk pelaku bisnis,
sifat utama yang perlu dimiliki adalah kejujuran, kewajaran (fairness),
kepercayaan dan keuletan.
f)
Teori Etika
Teonom
Teori ini mengatakan bahwa karakter moral manusia
ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak Allah dan
perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak mengikuti aturan atau
perintah Allah sebagimana dituangkan dalam kitab suci.
Terlepas dari apakah manusia mengakui atau tidak
mengakui adanya Tuhan, setiap manusia telah diberikan Tuhan potensi kecerdasan
tidak terbatas (kecerdasan hati nurani, intuisi, kecerdasan spiritual, dan
lainnya) yang melampaui kecerdasan rasional.
g)
Sasaran dan Ruang
lingkup Etika Bisnis
Berikut
ini adalah sasaran dan ruang lingkup dari etika bisnis, yaitu :
a.
Etika Bisnis
sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah yang
terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis.
b.
Etika Bisnis
adalah untuk menyadarkan masyarakat bahwa hak dan kewajiban mereka tidak boleh
dilanggar oleh praktek bisnis siapapun juga.
c.
Etika Bisnis juga
berbicara mengenai system ekonomi yang sangat menentukan etis atau tidaknya
suatu usaha bisnis
h)
Karakteristik
bisnis
Tiga
pandangan masyarakat terhadap dunia bisnis, yaitu unitarian, separatis, dan
integrasi.
·
Unitarian
Hanya bertahan untuk masyarakat pra-modern. Tuntutan
moral yang berlaku secara langsung di bidang bisnis.
·
Separatis
Lingkungan fungsional dalam bidang ekonomi dan politik
relatif bersifat otonom dengan logika, prosedur dan aturan tersendiri, terpisah
dari kehidupan pribadi dalam keluarga dan sosial budaya masyarakat. Masyarakat
mempunyai cara nonmoral untuk dunia bisnis, yaitu, hukum dan pasar.
Tuntutan moral hanya dapat digunakan secara tidak
langsung di bidang bisnis dengan menggunakan transformer.
·
Integrasi
Kegiatan bisnis bukan hanya mempunyai logika inti
untuk maksimalisasi keuntungan tetapi juga merupakan bagian dari masyarakat dan
diawasi oleh tuntutan moral masyarakat
Tuntutan – tuntutan moral mungkin sering digunakan langsung pada
bisnis, asalkan ditangahi oleh kepentingan strategis.
i)
Langkah – langkah dalam menciptakan etika bisnis
Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004)
ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dan dipatuhi agar menciptakan
etika bisnis yaitu pengendalian diri pengembangan tanggung jawab sosial,
mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep
pembangunan berkelanjutan, mampu menyatakan yang bear itu benar, menciptakan
rasa saling percaya antargolongan pengusaha, konsisten dan konsekuen dengan
aturan main bersama, memelihara kesepakatan, menuangkan kedalam hukum positif.
-
Pengendalian Diri
Pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri
mereka masing –
masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk
apapun. Di samping itu, para pelaku bisnis juga tidak memperoleh keuntungan
melalui kecurangan –
kecurangan dalam berbisnis.meskipun keuntungan yang diperoleh merupakan hak
pelaku bisnis, tetapi dalam penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi
lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Inilah yang dinamakan etika bisnis
yang “etik”.
-
Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Pelaku bisnis dituntut untuk peduli terhadap keadaan
masyarakat, bukan hanya dalam bentuk memberi sumbangan berupa uang melainkan
sesuatu yang lebih kompleks lagi. Maksudnya disini adalah pelaku bisnis tidak
mengambil kesempatan untuk meraup keuntungan yang berkali – kali lipat. Tanggung jawab sosial bisa dalam bentuk
kepedulian terhadap masyarakat sekitar, baik di bidang pendidikan, kesehatan.
Pelatihan keterampilan dan sebagainya.
-
Mempertahankan Jati Diri
Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk
terombang –
ambing oleh kemajuan IPTEK adalah salah satu upaya dalam menciptakan etika
bisnis. Namun bukan berarti bahwa etika bisnis anti perembangan kemajuan IPTEK,
melainkan IPTEK yang terus berkembang dapat dimanfaatkan dan dikelola secara
optimal demi meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat.
-
Menciptakan Persaingan yang Sehat
Persaingan dalam dunia bisnis
sangat diperlukan guna meningkatkan efisiensi dan kualitas, selain itu tidak
boleh mematikan yang lemah atau
sebaliknya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan
perliu adanya kekuatan yang seimbang dalam persaingan di dunia bisnis.
-
Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan”
Bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan saja,
tetapi yang terutama adalah bagaimana ia dapat mempertahankan bisnisnya
sehingga dapat terus eksis didunia usaha. Pelaku bisnis dituntut untuk tidak
mengeksploitasi lingkungan namun diperbolehkan untuk mengeksplorasi lingkungan
dengan terus memelihara dan menjaga kelangsungan hidupnya.
-
Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Pelaku bisnis yang tidak memenuhi syarat dalam
mengajukan pinjaman kredit tidak diperbolehkan untuk melakukan pinjaman tanpa
terkecuali. Untuk menjadi pelaku bisnis yang baik dan jujur haruslah tidak
melakukan kecurangan seperti melakukan kolusi atau memberikan komisi/sogokan
kepada pihak yang akan memberi pinjaman karena itu melanggar etika bisnis.
-
Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan Pengusaha
Dalam menciptakan kondisi bisnis yang kodusif dan
terkendali diperlukan adanya sikap saling percaya antara pengusaha satu dengan
lainnya, sehingga antara pengusaha lemah dan kuat tidak terjadi ketimpangan,
melainkan dapat tumbuh dan berjalan secara bersama – sama.
-
Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama
Konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan
dapat berjalan dengan semestinya jika setiap pelaku bisnis tidak mau konsisten
dan konsekuen terhadap aturan main yang telah ditetapkan.
-
Memelihara Kesepakatan
Menumbuh kembangkan kesadaran dan rasa saling memiliki
terhadap apa yang telah disepakati bersama guna menciptakan etika bisnis,
sehingga bisnis yang dijalankan dapata membawa kenyamanan dan ketentraman bagi
para pelaku bisnis.
-
Menuangkan ke dalam Hukum Positif
Perlunya etika bisnis dituangkan dalam suatu
hukum positif yang menjadi Peraturan Perundang - undangan dimaksudkan untuk
memberikan kepastian hukum bagi etika tersebut. Dengan adanya moral dan etika
dalam dunia bisnis diharapkan setiap pelanggaran yang timbul dapat diatasi
dengan cepat dan tepat.
http://www.ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2669%3Aetika-bisnis-edit-mar&catid=44%3Adasar-dasar-kewirausahaan&Itemid=69&showall=1
Casino City, New York (Compare Reviews & Hotel Rates)
BalasHapusCasino City, New York (Compare Reviews 남원 출장안마 & Hotel Rates) · Free WiFi in rooms · 24-hour reception · 용인 출장안마 High occupancy rooms · 24-hour reception · In-room dining Rating: 2 · 24 reviews 남양주 출장샵 · Price range: $ (Based on Average Nightly Rates for a Standard 목포 출장마사지 Room from our Partners)What are some 구미 출장샵 of the property amenities at Casino City?Which room amenities are available at Casino City?