Senin, 29 Oktober 2012

PENGGUNAAN KARTU KREDIT

A. LATAR BELAKANG


Mungkin sebagian dari kita semua telah memiliki alat pembayaran yang sering kita sebut Kartu Kredit. Sekarang ini setiap orang dengan sangat mudah mendapatkannya, bisa jadi satu orang bisa mendapatkan 2-5 kartu kredit sekaligus.

Pengertian Kartu Kredit :
Menurut Dalam Expert Dictionary didefinisikan: ”kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan sejenisnya untuk memungkinkan pembawanya membeli barang-barang yang dibutuhkannya secara hutang. Sementara dalam kamus Ekonomi Arab menjelaskan, ”sejenis kartu khusus yang dikeluarkan oleh pihak bank-sebagai pengeluar kartu-, lalu jumlahnya akan dibayar kemudian. Pihak bank akan memberikan kepada nasabahnya itu rekening bulanan secara global untuk dibayar, atau untuk langsung didebet dari rekeningnya yang masih berfungsi.”( Ahmad Zaki Badwi 1984, hal. 62)

Kegunaan dari Kartu Kredit :
1). Sebagai alat ganti pembayaran.
Kartu kredit dapat dipergunakan sebagai alat ganti pembayaran, sehingga kita tak perlu membawa banyak uang tunai, yang dapat berisiko hilang atau jatuh di jalan.
2). Sebagai cadangan.
Kartu kredit juga dapat digunakan sebagai cadangan untuk keperluan mendadak, seperti jika tiba-tiba ada keluarga yang sakit dan perlu di rawat di rumah sakit, maka pembayaran uang muka dapat menggunakan kartu kredit, hal ini tak merepotkan dibanding jika kita harus ke ATM dulu atau mencairkan uang di Bank.
3). Membantu melakukan pembayaran atas tagihan rekening rumah tangga.
Pada kartu kredit ada fasilitas one bill, artinya kita bisa meminta kepada Bank penerbit kartu kredit untuk sekaligus membayarkan tagihan atas rekening: listrik, tagihan telkom/hand phone, tagihan PDAM, tagihan internet serta tagihan-tagihan lainnya dengan sepengetahuan intansi yang mengeluarkan tagihan tersebut. Dengan demikian setiap bulan kita tidak disibukkan membayar ke beberapa instansi, namun pembayaran dapat dilakukan sekaligus melalui kartu kredit, yang langsung dilakukan pendebetan setiap bulannya.


B. KERANGKA PEMIKIRAN
Menurut Alexander Said Mulia Ambarita dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Sikap dan Perilaku Pengguna kartu Kredit Citibank” menyatakan bahwa kartu kredit merupakan kartu plastik yang dikeluarkan oleh bank sebagai salah satu alternatif pengganti transaksi dengan uang tunai. Kartu kredit yang beredar, ada dua nama yang mendominasi yaitu Visa dan Master.
Ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pada akhir tahun 1997, hampir menghancurkan seluruh sektor usaha yang ada di Indonesia tak terkecuali bisnis kartu kredit yang berdampak pada semakin meningkatnya kredit yang bermasalah ditambah dengan semakin meningkatnya suku bunga kredit Dampak krisis ekonomi, sedikit banyak telah mengubah perilaku konsumen yaitu konsumen menjadi takut dengan suku bunga yang tinggi dan orang cenderung menghindari pembelian dengan kredit karena akan menimbulkan beban dikemudian hari.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sikap dari pengguna kartu kredit mempunyai banyak persamaan antara konsumen satu dengan yang lainnya yaitu bahwa kartu kredit mempunyai tingkat bunga yang tinggi dan sistem penagihan yang dilakukan oleh bank kurang menyenangkan bagi konsumen. Namun demikian juga ternyata faktor yang dianggap penting bagi konsumen dalam memilih dan menggunakan kartu kredit adalah acceptance dan kredibilitas dari bank penyelenggara kartu kredit tersebut. Jika dilihat dari perilaku konsumen terhadap penggunaan kartu kredit, sebagian besar konsumen menggunakannya sebagai kemudahan dalam hal pembayaran yang kebanyakan dilakukan untuk keperluan belanja kebutuhan sehari-hari baik yang bersifat rutin maupun yang bersifat mendadak.

C. TEORI
Agus Edy Heriyanto. 1997. Analisis Penggunaan Kartu Kredit PT. Bank X Sebagai Alat Pembayaran di Bogor, Tangerang dan Bekasi, Dewasa ini industri perbankan yang melakukan diversifikasi usaha di bidang kartu kredit terus meningkat. Pasar kartu kredit di lndonesia mengalami pertumbuhan cukup pesat sampai 30% per tahun. Saat ini terdapat 20 bank yang terlibat dalam penanganan kartu kredit. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah, mengingat dalam bulan Maret 1997 saja ada tiga buah bank yang telah mendeklarasikan dirinya sebagai penerbit baru kartu kredit. Tingkat kompetisi yang sangat ketat menuntut perusahaan untuk merumuskan strategi pemasaran yang tepat, sehingga perusahaan berhasil menjaring segmen pasar yang benar-benar potensial. Apalagi beberapa pihak mensinyalir kemungkinan telah terjadinya perebutan nasabah yang sebenamya sudah menjadi nasabah pada bank lain. Padahal pasar potensial kartu kredit di Indonesia diperkirakan hanya 1% dari total penduduk yang jumlahnya 200 juta jiwa . Untuk mengkaji perilaku pengguna kartu kredit, maka penulis dalam geladikaryanya memilih PT. Bank X sebagai salah satu institusi yang menekuni bisnis ini. Geladikarya ini memiliki tujuan untuk : 
(1) mengkaji keragaan pasar kartu kredit di Bogor, Tangerang dan Bekasi berdasarkan peubah demografis, (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah terhadap kartu kredit, 
(3) menjajaki potensi untuk mengembangkan pasar dan 
(4) merumuskan strategi pemasaran untuk mengantisipasi tingkat kompetisi yang semakin tinggi. 

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey, melalui pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara menyebar kuesioner kepada 100 responden untuk ketiga wilayah yang ditetapkan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari PT. Data Consult. Pengolahan data dilakukan dengan paket program Minitab versi 8.2 untuk menghitung frekuensi dan persentase responden melalui tabulasi sederhana dan tabulasi silang. Hasil keluaran Minitab kemudian dirangkum kembali, untuk memadukan perilaku kelima peubah demografis yang diamati. Hasil analisis keragaan pasar kartu kredit di ketiga wilayah menunjukkan bahwa, secara umum responden yang menggunakan kartu kredit berusia di bawah 39 tahun. Pada usia yang sangat produktif ini, untuk wilayah Bogor menunjukkan persentase kumulatif sebesar 64%, Tangerang 82% dan Bekasi 76%. Pasar potensial untuk bisnis ini, terlihat pada nasabah yang rata-rata memiliki pendidikan terakhir sampai sarjana, yang diperkirakan lebih banyak bekerja di sektor swasta (pengusaha, pimpinan atau karyawan swasta) dengan tingkat penghasilan sampai dengan maksimum Rp. 2 juta. Evaluasi selanjutnya dilakukan dengan menyusun tabulasi silang antara kelima peubah demografis dengan rata-rata pembayaran per bulan, jenis keperluan, alasan memiliki dan keinginan untuk meninggalkan kartu kredit. Dan hasil analisis diperoleh gambaran bahwa nasabah kebanyakan menggunakan kartu kredit untuk pembelanjaan kebutuhan sehari-hari pada interval harga Rp. 150.000 sampai Rp.300.000. Persentase responden pada interval harga ini sebesar 48% untuk wilayah Bogor, 30% untuk Tangerang dan 45% untuk Bekasi. Ditinjau dari jenis keperluan, kebanyakan responden menggunakan kartu kredit untuk keperluan sehari-hari, dengan tingkat persentase sebesar 42% (Bogor) dan 57% (Tangerang), sampai persentase terbesar 65% untuk wilayah Bekasi. Faktor kemudahan tampaknya merupakan alasan paling dominan menyangkut kepemilikian kartu kredit, yaitu sebesar 75% di wilayah Bogor, 77% di Tangerang, bahkan sampai 81% di Bekasi. Sementara itu responden yang sudah memiliki kartu kredit, keinginan untuk meninggalkan kartu kredit cukup tinggi, yaitu 18% untuk Tangerang, 19% untuk Bogor dan yang tertinggi adalah Bekasi, yaitu sebesar 31 %. Jika dilihat dari jenis kartu kreditnya, responden dengan usia sampai 49 tahun lebih banyak menjadikan VlSA sebagai pilihan utama, baik yang termasuk dalam kategori 30-39 tahun ataupun 40-49 tahun. Gejala ini muncul pada ke tiga wilayah. Pada ketiga wilayah, gejala yang serupa juga muncul pada saat dua faktor demografis lain diamati, yaitu tingkat pendidikan dan penghasilan. Berdasarkan faktor tingkat pendidikan ataupun penghasilan, alokasi responden terbesar masih terlihat pada VlSA dan Master-Card. Jika ditinjau dari faktor usia, tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan, Citibank selalu mampu meraih responden terbanyak. Sementara itu BCA mampu mempertahankan posisinya sebagai pilihan kedua dalam segala segmen pasar. Dari analisis industri, kelompok pemegang merek sebagai pemasok dipegang oleh dua perusahaan yaitu VlSA dan Master-Card. Kedua jenis kartu kredit ini lebih memasyarakat dibandingkan dengan jenis lainnya. Kekuatan tawar dari keduanya tinggi, sehingga bank yang telah menerbitkan kedua kartu tersebut tidak dapat mencegah keduanya mencari ataupun menambah anggota penerbit yang lain. Tingkat keuntungan yang menatik apabila menerbitkan kartu kredit menjadi daya tank yang besar bagi pendatang baru. Banyak bank-bank papan atas yang belum melengkapi produk perbankannya dengan kartu kredit, sehingga mereka adalah calon pendatang baru yang potensial. Produk substitusi seperti kartu debet dan ATM juga terus berkembang, dan diminati oleh masyarakat. Hampir semua bank menengah ke atas telah memiliki produk kartu ATM. Bukan suatu bank yang modem apabila tidak memiliki kartu ATM. Keadaan ini akan menimbulkan tekanan yang cukup kuat bagi industri kartu kredit, meskipun saat ini jumlah penerbit kartu kredit di Indonesia masih relatif sedikit, yaitu sekitar 20 penerbit. Dari analisis SWOT, strategi fokus, yaitu pemasaran yang ditujukan untuk melayani target pasar tertentu, merupakan strategi pemasaran yang sebaiknya dipertimbangkan PT. Bank X. Perusahaan memilih target pasar yang lebih sempit, sehingga pelayanan yang diberikan akan lebih efektif. Di pihak lain benturan dengan penerbit lain yang lebih kuat dapat dihindari. Fokus pemasaran antara lain ditujukan kepada kelompok wanita, kelompok usia 40 - 49 tahun, kelompok berpendidikan di bawah sajana, kelompok pengusaha dan pimpinan perusahaan swasta, serta kepada pemegang kredit yang ingin meningggalkan kartu kredit.

D. HIPOTESIS
ada pengaruh atau tidaknya tingkat pendidikan dan pekerjaan dengan pemakaian kartu kredit. dan apakah yang mendorong para customer untuk memakai kartu kredit dalam anggaran belanjanya.

DAFTAR PUSTAKA
http://suryanirian.blogspot.com/2010/03/jurnal-nasional-mengenai-kartu-kredit.html  
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar