Mungkin sebagian dari kita
semua telah memiliki alat pembayaran yang sering kita sebut Kartu Kredit.
Sekarang ini setiap orang dengan sangat mudah mendapatkannya, bisa jadi satu
orang bisa mendapatkan 2-5 kartu kredit sekaligus.
Pengertian Kartu Kredit :
Menurut Dalam Expert Dictionary
didefinisikan: ”kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan sejenisnya untuk
memungkinkan pembawanya membeli barang-barang yang dibutuhkannya secara hutang.
Sementara dalam kamus Ekonomi Arab menjelaskan, ”sejenis kartu khusus yang dikeluarkan
oleh pihak bank-sebagai pengeluar kartu-, lalu jumlahnya akan dibayar kemudian.
Pihak bank akan memberikan kepada nasabahnya itu rekening bulanan secara global
untuk dibayar, atau untuk langsung didebet dari rekeningnya yang masih
berfungsi.”( Ahmad Zaki Badwi 1984, hal. 62)
Kegunaan dari Kartu Kredit :
1). Sebagai alat ganti pembayaran.
Kartu kredit dapat dipergunakan sebagai alat ganti
pembayaran, sehingga kita tak perlu membawa banyak uang tunai, yang dapat
berisiko hilang atau jatuh di jalan.
2). Sebagai cadangan.
Kartu kredit juga dapat digunakan sebagai cadangan
untuk keperluan mendadak, seperti jika tiba-tiba ada keluarga yang sakit dan
perlu di rawat di rumah sakit, maka pembayaran uang muka dapat menggunakan
kartu kredit, hal ini tak merepotkan dibanding jika kita harus ke ATM dulu atau
mencairkan uang di Bank.
3). Membantu melakukan pembayaran atas tagihan
rekening rumah tangga.
Pada kartu kredit ada fasilitas one bill, artinya kita
bisa meminta kepada Bank penerbit kartu kredit untuk sekaligus membayarkan
tagihan atas rekening: listrik, tagihan telkom/hand phone, tagihan PDAM,
tagihan internet serta tagihan-tagihan lainnya dengan sepengetahuan intansi
yang mengeluarkan tagihan tersebut. Dengan demikian setiap bulan kita tidak
disibukkan membayar ke beberapa instansi, namun pembayaran dapat dilakukan
sekaligus melalui kartu kredit, yang langsung dilakukan pendebetan setiap
bulannya.
B. KERANGKA PEMIKIRAN
Menurut Alexander Said Mulia Ambarita dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Sikap dan Perilaku Pengguna kartu Kredit Citibank”
menyatakan bahwa kartu kredit merupakan kartu plastik yang dikeluarkan
oleh bank sebagai salah satu alternatif pengganti transaksi dengan uang
tunai. Kartu kredit yang beredar, ada dua nama yang mendominasi yaitu
Visa dan Master.
Ketika
krisis ekonomi melanda Indonesia pada akhir tahun 1997, hampir
menghancurkan seluruh sektor usaha yang ada di Indonesia tak terkecuali
bisnis kartu kredit yang berdampak pada semakin meningkatnya kredit yang
bermasalah ditambah dengan semakin meningkatnya suku bunga kredit
Dampak krisis ekonomi, sedikit banyak telah mengubah perilaku konsumen
yaitu konsumen menjadi takut dengan suku bunga yang tinggi dan orang
cenderung menghindari pembelian dengan kredit karena akan menimbulkan
beban dikemudian hari.
Dari
hasil penelitian dapat diketahui bahwa sikap dari pengguna kartu kredit
mempunyai banyak persamaan antara konsumen satu dengan yang lainnya
yaitu bahwa kartu kredit mempunyai tingkat bunga yang tinggi dan sistem
penagihan yang dilakukan oleh bank kurang menyenangkan bagi konsumen.
Namun demikian juga ternyata faktor yang dianggap penting bagi konsumen
dalam memilih dan menggunakan kartu kredit adalah acceptance dan
kredibilitas dari bank penyelenggara kartu kredit tersebut. Jika dilihat
dari perilaku konsumen terhadap penggunaan kartu kredit, sebagian besar
konsumen menggunakannya sebagai kemudahan dalam hal pembayaran yang
kebanyakan dilakukan untuk keperluan belanja kebutuhan sehari-hari baik
yang bersifat rutin maupun yang bersifat mendadak.
C. TEORI
Agus Edy Heriyanto. 1997. Analisis Penggunaan Kartu Kredit
PT. Bank X Sebagai Alat Pembayaran di Bogor, Tangerang dan Bekasi, Dewasa ini
industri perbankan yang melakukan diversifikasi usaha di bidang kartu kredit
terus meningkat. Pasar kartu kredit di lndonesia mengalami pertumbuhan cukup
pesat sampai 30% per tahun. Saat ini terdapat 20 bank yang terlibat dalam
penanganan kartu kredit. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah,
mengingat dalam bulan Maret 1997 saja ada tiga buah bank yang telah
mendeklarasikan dirinya sebagai penerbit baru kartu kredit. Tingkat kompetisi
yang sangat ketat menuntut perusahaan untuk merumuskan strategi pemasaran yang
tepat, sehingga perusahaan berhasil menjaring segmen pasar yang benar-benar
potensial. Apalagi beberapa pihak mensinyalir kemungkinan telah terjadinya
perebutan nasabah yang sebenamya sudah menjadi nasabah pada bank lain. Padahal
pasar potensial kartu kredit di Indonesia diperkirakan hanya 1% dari total
penduduk yang jumlahnya 200 juta jiwa . Untuk mengkaji perilaku pengguna kartu
kredit, maka penulis dalam geladikaryanya memilih PT. Bank X sebagai salah satu
institusi yang menekuni bisnis ini. Geladikarya ini memiliki tujuan untuk :
(1)
mengkaji keragaan pasar kartu kredit di Bogor, Tangerang dan Bekasi berdasarkan
peubah demografis, (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi minat
nasabah terhadap kartu kredit,
(3) menjajaki potensi untuk mengembangkan pasar
dan
(4) merumuskan strategi pemasaran untuk mengantisipasi tingkat kompetisi
yang semakin tinggi.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey,
melalui pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan
cara menyebar kuesioner kepada 100 responden untuk ketiga wilayah yang
ditetapkan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari PT. Data Consult. Pengolahan
data dilakukan dengan paket program Minitab versi 8.2 untuk menghitung
frekuensi dan persentase responden melalui tabulasi sederhana dan tabulasi
silang. Hasil keluaran Minitab kemudian dirangkum kembali, untuk memadukan
perilaku kelima peubah demografis yang diamati. Hasil analisis keragaan pasar
kartu kredit di ketiga wilayah menunjukkan bahwa, secara umum responden yang
menggunakan kartu kredit berusia di bawah 39 tahun. Pada usia yang sangat
produktif ini, untuk wilayah Bogor menunjukkan persentase kumulatif sebesar
64%, Tangerang 82% dan Bekasi 76%. Pasar potensial untuk bisnis ini, terlihat
pada nasabah yang rata-rata memiliki pendidikan terakhir sampai sarjana, yang
diperkirakan lebih banyak bekerja di sektor swasta (pengusaha, pimpinan atau
karyawan swasta) dengan tingkat penghasilan sampai dengan maksimum Rp. 2 juta.
Evaluasi selanjutnya dilakukan dengan menyusun tabulasi silang antara kelima
peubah demografis dengan rata-rata pembayaran per bulan, jenis keperluan,
alasan memiliki dan keinginan untuk meninggalkan kartu kredit. Dan hasil
analisis diperoleh gambaran bahwa nasabah kebanyakan menggunakan kartu kredit
untuk pembelanjaan kebutuhan sehari-hari pada interval harga Rp. 150.000 sampai
Rp.300.000. Persentase responden pada interval harga ini sebesar 48% untuk
wilayah Bogor, 30% untuk Tangerang dan 45% untuk Bekasi. Ditinjau dari jenis
keperluan, kebanyakan responden menggunakan kartu kredit untuk keperluan
sehari-hari, dengan tingkat persentase sebesar 42% (Bogor) dan 57% (Tangerang),
sampai persentase terbesar 65% untuk wilayah Bekasi. Faktor kemudahan tampaknya
merupakan alasan paling dominan menyangkut kepemilikian kartu kredit, yaitu
sebesar 75% di wilayah Bogor, 77% di Tangerang, bahkan sampai 81% di Bekasi.
Sementara itu responden yang sudah memiliki kartu kredit, keinginan untuk
meninggalkan kartu kredit cukup tinggi, yaitu 18% untuk Tangerang, 19% untuk
Bogor dan yang tertinggi adalah Bekasi, yaitu sebesar 31 %. Jika dilihat dari
jenis kartu kreditnya, responden dengan usia sampai 49 tahun lebih banyak
menjadikan VlSA sebagai pilihan utama, baik yang termasuk dalam kategori 30-39
tahun ataupun 40-49 tahun. Gejala ini muncul pada ke tiga wilayah. Pada ketiga
wilayah, gejala yang serupa juga muncul pada saat dua faktor demografis lain
diamati, yaitu tingkat pendidikan dan penghasilan. Berdasarkan faktor tingkat
pendidikan ataupun penghasilan, alokasi responden terbesar masih terlihat pada
VlSA dan Master-Card. Jika ditinjau dari faktor usia, tingkat pendidikan dan
tingkat penghasilan, Citibank selalu mampu meraih responden terbanyak.
Sementara itu BCA mampu mempertahankan posisinya sebagai pilihan kedua dalam
segala segmen pasar. Dari analisis industri, kelompok pemegang merek sebagai
pemasok dipegang oleh dua perusahaan yaitu VlSA dan Master-Card. Kedua jenis
kartu kredit ini lebih memasyarakat dibandingkan dengan jenis lainnya. Kekuatan
tawar dari keduanya tinggi, sehingga bank yang telah menerbitkan kedua kartu
tersebut tidak dapat mencegah keduanya mencari ataupun menambah anggota
penerbit yang lain. Tingkat keuntungan yang menatik apabila menerbitkan kartu
kredit menjadi daya tank yang besar bagi pendatang baru. Banyak bank-bank papan
atas yang belum melengkapi produk perbankannya dengan kartu kredit, sehingga
mereka adalah calon pendatang baru yang potensial. Produk substitusi seperti
kartu debet dan ATM juga terus berkembang, dan diminati oleh masyarakat. Hampir
semua bank menengah ke atas telah memiliki produk kartu ATM. Bukan suatu bank
yang modem apabila tidak memiliki kartu ATM. Keadaan ini akan menimbulkan
tekanan yang cukup kuat bagi industri kartu kredit, meskipun saat ini jumlah
penerbit kartu kredit di Indonesia masih relatif sedikit, yaitu sekitar 20
penerbit. Dari analisis SWOT, strategi fokus, yaitu pemasaran yang ditujukan
untuk melayani target pasar tertentu, merupakan strategi pemasaran yang
sebaiknya dipertimbangkan PT. Bank X. Perusahaan memilih target pasar yang
lebih sempit, sehingga pelayanan yang diberikan akan lebih efektif. Di pihak
lain benturan dengan penerbit lain yang lebih kuat dapat dihindari. Fokus
pemasaran antara lain ditujukan kepada kelompok wanita, kelompok usia 40 - 49
tahun, kelompok berpendidikan di bawah sajana, kelompok pengusaha dan pimpinan
perusahaan swasta, serta kepada pemegang kredit yang ingin meningggalkan kartu
kredit.
D. HIPOTESIS
ada pengaruh atau tidaknya tingkat pendidikan dan pekerjaan dengan pemakaian kartu kredit. dan apakah yang mendorong para customer untuk memakai kartu kredit dalam anggaran belanjanya.
DAFTAR PUSTAKA
http://suryanirian.blogspot.com/2010/03/jurnal-nasional-mengenai-kartu-kredit.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar